Wednesday, January 10, 2007

Keelokan di Depan Mata

Sejak kemarin dua gunung itu terlihat sangat eloknya. Ketika sore bersemi mendekati sang fajar bersembunyi, cahayanya menyinari salah satu ciptaan Allah itu dengan sangat eloknya. Dan pagi tadi, ketika kembali kupandang ke arah dia berada, jelas tergambar sosok penuh pesona, gagah menjaga negeriku.


Tak sabar untuk meraihnya dalam kedipan mata, kupercepat laju 125D untuk mendekatinya. Sepanjang jalan tak henti-hentinya dia menyapaku dengan semburat hijau dan lekuk molek tubuhnya. Ah, betapa cantik dia dalam siraman cahaya mentari pagi…Namun, kecantikan itu menyimpan sejuta kehawatiran ketika dia sedang memendam amarahnya…


Ketika laju 125D ku mendekati pojok berhadiah, dan kucari sosoknya di depanku, pandangan mataku terhalangi oleh sekelompok pemuda yang sedang menenteng helm, sebuah ilustrasi sosok macho yang selesai menerbangkan si burung besi. Ahhh… ternyata salah satu iklan milik Dji Sam Soe Filter. Bentuk persegi papan itu sangat besar, sehingga, keelokan yang selalu kucari-cari tertutup dengan sangat sempurna.


Dji Sam Soe Filter………

Belum bisa meraba keindahan alam dan padu padannya dengan pajangan di tengah jalan itu...

Akankah kegagahannya selalu tertutupi??

Menghargai Sebuah Keberadaan

Orang akan merasa nyaman ketika keberadaannnya diakui, ketika idenya diperhatikan (walaupun enggak dilaksanakan… hehehe, tp cukuplah perhatian)..


tapi ko yang terjadi ni, skrg ini, waduh-waduh, jgnnya memperhatikan, melihat dengan sebelah mata terhadap keberadaan kami-kami ini pun enggak dilakukan (mang kami makhluk apa coba..??)


 


Ketika gaung atas nama kebersamaan telah ditetapkan, tak ada lagi celah kompromi yang bisa sedikit diintip untuk sedikit mendapatkan cahaya. Macam mana pula ada menghargai hak dan kewajiban, jauhhh….


 


Dan bukan bermaksud untuk membombastiskan keadaan yang emang dah keruh, tapi sepertinya, gerakan bawah tanah telah dihimpun untuk melawan arus kebersamaan semu yang diciptakan dengan naungan kekuasaan!!! Kekuasaan yang hanya dipinjamkan sesaat oleh Sang Pembuat Hidup… harusnya mereka mengerti bahwa dia dan kami adalah sama-sama makhluk-Nya… heran deh


 


Hem, tapi emang sih, dalam hati itu ada dua perkara besar, keimanan dan kekafiran. Kapan yang satu menang dan yang satu kalah, begitu sebaliknya, itu yang akan nampak. Tapi, sungguh, manusia itu makhluk yang akan selalu diuji!!!


 


Dan ujian dia sebagai seorang pemegang kekuasaan sesaat adalah tetap membumi dengan segala konsekuensi yang seharusnya dia sudah tau… enggak banyak sih tuntutan dari kami…


 


Apakah kami bukan manusia yang patut untuk dihargai???,


 

Itu aja deh untuk saat ini… dan jangan biarkan kami merasa tidak percaya dengan pemimpin kami sendiri….